Aku pun merenung

(Diketik saaat matahari tersenyum dengan sinarnya yang memukau)

Sebuah pelajaran berharga kupetik dalam beberapa hari ini. Hal itu aku peroleh setelah aku merenungi semuanya. Ketika itu rintik air hujan dan hitamnya langit tak mampu membuat sinar bulan menembus tanah yang basah oleh gerimis. Ditengah hembusan angin yang dingin.
Lalu berkumandanglah suara adzan yang mendayu dan bersahut-sahutan, antara satu masjid dengan masjid yang lainnya. Kemudian berbondong-bondong datanglah para makhluk ciptaan Allah untuk bersama-sama menunaikan kewajiban untuk sholat maghrib berjamaah.

Alhamdulilah, waktu itu aku termasuk salah satunya. Ada anak-anak, orang tua, remaja, ada yang sehat bahkan aku tahu waktu itu ada yang sakit. Seorang yang tua yang kakinya sakit sehingga kurang tegas dalam berjalan. Aku-pun berkata dalam hati "Subhanallah, seorang yang yang sudah tua, sakit bahkan dalam keadaan yang hujan seperti ini beliau masih semangat untuk berangkat ke masjid." Dan aku pun berdo'a dalam hati "Ya Allah, Ya Rob... limpahkanlah Rahmat-Mu kepadanya dan jadikanlah semangatku seperti semangatnya". Kemudian kulihat sesosok anak keci yang kira2 berumur 7tahun, dia semangat sekali untuk beribadah padahal dia sendiri. Gak ada anak-anak seumurannya.

Keesokan harinya, waktu itupun sedang turun air dari langit-langit milik Allah. Seorang yang tua dan seorang anak yang sama datang kemasjid. Pada hari ke-3 pun demikian. Dan pada hari ke-4, dengan keadaan yang sama yaitu "gerimis" waktu itu aku lagi malez ke masjid. Dengan alasan yang capek-lah, hujan-lah dan laen2. Mungkin diriku kalah oleh kuatnya bisikan Iblis, entah imanku yang tak bisa kujaga atau terlalu kuatnya nafsu. Kemudian kulihat lagi seorang yang tua dan seorang anak. Semula aku gak berpikir apa-apa, tapi entahlah kenapa ku tiba-tiba merenung dan bertanya-tanya pada Qalbu-ku.

Dalam Qalbuku akupun merenung dan bertanya:
"Seorang yang kecil seperti itu saja sanggup untuk ke masjid dan beribadah walau keadaan hujan seperti, apalagi aku yang udah gedhe ini?" Lalu selanjutnya terlontarlah pertanyaan berikutnya. "Dengan keadaan hujan seperti ini seorang tua yang sakit aja masih mampu dan semangat, mengapa aku yang sehat dan masih muda tidak bisa?".

Ya Rob, Ampunilah dosaku. Engkaulah yang menguasai seluruh jiwa dan ragaku. Aku bersyukur kepada-Mu Ya Rob, Engkau masih memberiku hidayah...... Engkau masih menyayangiku Ya Rob. Hanya puji syukur yang dapat kuucapkan atas nikmat yang Kau beri. Jadikan aku sebagai hamba-Mu yang selalu bersyukur atas segala nikmat-Mu

Fovorite Book


Disamping ini adalah sebuah buku yang bagus benget.
Aku sangat menyukai buku ini, ups salah.... aku gak punya buku ini tapi hanyalah e-book dengan bentuk help file. Yang kudapatkan dari komunitas underground indonesia.

Buku ini berisi tentang berbagai macam pengalaman dari para hacker yang telah menembus suatu sistem. Pokoke TOP abis wes. Didalamnya kita bisa tau berbagai macam teknik yang digunakan.

Maju terus IT Iindonesia

Syair

"Adalah kata-kata yang memberi bentuk pada sesuatu yang masuk dan keluar dari diri kita.
Adalah kata-kata yang menjadi jembatan untuk menyeberang ketempat lain.
Ketika kita diam, kita akan tetap sendirian.
Berbicara, kita mengobati rasa sakit.
Berbicara kita membangun persahabatan dengan yang lain.
Para penguasa menggunakan kata-kata untuk menata imperium diam.
Kita menggunakan kata-kata untuk memperbaharui diri kita
Inilah senjata kita saudara-saudaraku"
(Subcomandante Marcos, 12 Oktober 1995)

Inilah hidupku

Pagi ini, mentari bersinar dengan indahnya. Cahayanya menerangi kehidupan-ku. Sinar itu sangat silau dan terang, tapi tetap saja ia tak dapat menerangi kegelapan yang melanda hatiku maupun kegelapan yang ada di hati dan jiwa manusia yang masih memiliki nafas.